Pemikiran Melenceng Kristolog Dhanuttono (2)

Kristolog Dhannutono membuat sebuah pemikiran untuk merendahkan suatu keyakinan dalam umat Kristen berjudul "Tuhan siapa yang lebih baik ?" dalam situs miliknya: http://dhanuttono.blogspot.com/2009/06/tuhan-siapa-yang-lebih-baik.html

Disebutkan mengenai sekelompok keluarga dengan empat bersaudara yang sama-sama beragama Kristen namun orangtuanya Non-Kristen yang hidup berkecukupan. Salah satu anaknya meyakini bahwa Tuhan yang memberi berkah dalam hidupnya.

Padahal orangtuanya adalah Non-Kristen dan tentunya seluruh rejeki yang didapatnya berasal dari orangtuanya tersebut. Sehingga pada akhirnya Kristolog Dhanuttono memiliki suatu pemikiran bahwa anak-anak tersebut tidak tahu diri karena berkah yang mereka anggap berasal dari Tuhan sebetulnya merupakan kekayaan orangtuanya yang Non-Kristen.

Tentunya hal ini amat konyol karena berkah Tuhan dapat datang dari mana saja seperti yang diceritakan pada sebuah buku berjudul 1000 Cerita Bijak, Litani Serba Salah pada Halaman 37-38 berikut ini:

Beppo adalah nama seorang anak berumur delapan tahun. Kedua orang tuanya miskin dan mempunyai enam anak. Mereka tinggal di rumah yang kecil dan amat sederhana. Pada suatu hari, Beppo mendengar perkataan ibunya bahwa ia akan mempunyai adik lagi. Beppo bingung. Akan ditempatkan dimana adiknya nanti. Sudah tidak ada tempat lagi di dalam rumahnya.

Beppo pergi ke sekolah dan melihat orang menjual balon. Ia membeli satu balon merah dan ia tidak jadi masuk sekolah. Ia pergi ke lapangan yang terletak diluar sekolah. Disana ia menulis sesuatu. "Tuhan, beberapa minggu lagi aku mempunyai adik kecil. Kami, anak-anak, sudah berjumlah enam orang dan tinggal di rumah sempit. Tuhan, berilah adik kami itu tempat tidur yang mungil dan selimut mungil. Aku tinggal di desa Argo. Salam dari Beppo." Beppo melipat suratnya. Mengikatnya dengan benang dan menerbangkan surat itu bersama balonnya. Balon terbang membumbung tinggi. Beppo menunggu dengan sabar jawaban surat itu.

Pada suatu hari, ada kiriman paket yang ditujukan kepada Beppo tanpa alamat si pengirim. Isi paket itu seperti apa yang diminta Beppo dalam suratnya dahulu. Ternyata kiriman itu dari seorang bapak.

Kebetulan Bapak itu sedang berjalan-jalan mencari angin. Ia menemukan balon Beppo yang telah kempes tergeletak di pinggir jalan kecil. Ia membaca surat Beppo dan kemudian berpikir sejenak, "Mungkin hanya aku yang terpanggil oleh Tuhan untuk terlibat dalam kehidupan Beppo." Maka ia mengirimkan apa saja yang diminta di dalam surat itu tanpa alamatnya.

Demikian pula dengan sebuah perumpamaan dari Yesus yang menceritakan mengenai orang Samaria yang menolong orang Lewi dimana pertolongan pun justru didapat berasal dari orang yang bukan golongannya. Karena itu, justru beginilah Tuhan memberikan berkatNya dengan berbagai cara yang salah satunya adalah melalui perantaran orang lain.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar