Kidung Konghucu apakah ini ?

Perlu diingatkan bahwa agama Konghucu berbeda dengan agama Buddha. Hal ini jelas karena dari latar belakang kedua agama ini pun berbeda. Agama Buddha berasal dari India sementara agama Konghucu berasal dari Tiongkok. Namun dikarenakan masyarakat pada umumnya masih mengira kedua agama ini sama maka bahasan ini disatukan dengan topik mengenai agama Buddha seperti 3 artikel yang terdapat unsur agama Hindu yang disatukan pada bahasan yang lebih dibicarakan berikut ini:

Ditambah lagi jika dikategorikan sendiri maka kategori mengenai Konghucu tidak akan mungkin berkembang karena jarangnya topik mengenai agama Konghucu.

Dalam topik ini akan membahas mengenai sebuah kidung Konghucu yang dikatakan memposisikan Tuhan memiliki sifat seperti manusia. dan berikut adalah cuplikan dari berita tersebut: http://www.voa-islam.com/news/indonesia/2010/02/21/3464/arwah-gus-dur-didoakan-konghucu-dengan-kidung-wei-de-dong-tian/
“Gus, sudah 53 hari sampeyan pulang, ke rumah Gusti yang Maha Sempurna, Maha Hangat, Maha Murah Senyum, Maha Welas Asih, dan maha bijaksana...

Selamat beristirahat Gus, temani Gusti yang Maha Bijak, agar beliau senang, setidaknya masih ada orang Indonesia yang sebaik sampeyan...

Namun Gus, sesekali bujuk Beliau agar mau menolong Indonesia, agar negara kita dapat maju dengan perkasa, elitnya sadar mana yang inti dan mana yang variasi, serius dan kompak bekerja demi negara, meninggalkan remeh-temeh tiada guna, fokus pada solusi dan kerja nyata.

Oya Gus, kalau Gusti mulai bosan, mangkel dan marah melihat ulah para elit kita, tolong sampeyan hibur dengan guyonan maha dahsyat, agar Gusti terpingkal-pingkal, luluh hati dan mau mengampuni dosa-dosa kita."
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah mungkin maksudnya seaneh itu ? Atau mungkin ada maksud yang lain lagi yang lebih rasional ? Benarkan itu kidung Konghucu yang asli ? Ataukah hanya dibuat-buat saja ?

Untuk itu, ada baiknya kita mengenal dahulu Ketuhanan dalam agama Konghucu itu sendiri. Pada hasil penelusuran dari Google, akhirnya diketemukanlah sebuah forum yang mendiskusikan mengenai hal tersebut: http://forumm.wgaul.com/showthread.php?t=74267

Pada mulanya di Tiongkok kira-kira sebelum tahun 500 SM ada agama Ru (agama Kaum Terpelajar) dan agama kaum petani (Nong Jiao), yaitu agama / kepercayaan rakyat menyembah dewa-dewa tertentu.

Setelah Nabi Kongzi (Khong Cu) lahir agama Ru (Agama Kaum Terpelajar) ini di ajarkan kepada rakyat agar rakyat Tiongkok memiliki sistem dan cara peribadatan yang benar. Nabi Kongzi juga mulai mengajarkan kepada rakyat agar percaya kepada Huang Tian, Tuhan Yang Maha Esa yang menguasai dan mengatur jagad raya. Ajaran menyembah Tuhan YME ini sudah diajarkan oleh para raja suci purba (Raja Yao (2357 – 2255 SM), Raja Shun (2255 – 2205 SM)), tetapi belum diajarkan secara sistematis kepada rakyat.

Nabi Kongzi (Khong Hu Cu) menata struktur kelenteng dengan menambah altar Tian Gong ( Thi Kong / Tuhan ) untuk bersujud kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai altar utama. Karena Sebelumnya di kelenteng tidak ada altar Tuhan atau Tian Gong. Kelenteng itu semula tempat pemujaan para leluhur yang berjasa kepada masyarakat, roh itu dihormati orang seluruh kota maka dibuatkan kelenteng (miao). Kemudian orang ke kelenteng menyembahyangi berbagai roh-roh yang dianggapnya dapat memperbaiki nasib mereka. Makna bersembahyang itu telah bergeser, dan Nabi Kongzi ingin meluruskan kembali.

Nabi Kongzi (Khong Hu Cu) mengajarkan bahwa bersembahyang di kelenteng itu untuk bersujud kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghormati roh orang yang pernah berjasa besar. Roh-bercahaya atau Sinbing yang disembahyangi di kelenteng adalah roh manusia yang pada waktu hidupnya telah berjasa besar kepada negara dan bangsa. Perbuatan mulia yang pernah dilakukan pada saat masih hidup itu perlu dicontoh. Misalnya Sinbing Kuan Kong, pada saat hidupnya terkenal sebagai orang yang jujur, setia, pembela kebenaran, dan mempelajari buku Chun Qiu karya Nabi Kongzi.

Tulisan Tiongkok dari zaman purba. Huruf Tian (Tuhan), terdiri dari huruf yi (satu) dan da (besar), Artinya 1 yang besar/terbesar.

Maka dapat disimpulkan bahwa sejak jaman dahulu kala (purba)Tiongkok sudah mengakui adanya Tuhan Sebagai Yang Maha Esa, Yang Maha Besar. Dan sekaligus kita ketahui bahwa itulah sebabnya bahwa agama Konghucu dinyatakan sebagai agama resmi pada negara yang memiliki sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini serta tidak menyembah dewa-dewi seperti yang selama ini kita kenal.

Lalu, bagaimana dengan sifat-sifat Tuhan atau Tian dalam agama Konghucu tersebut ? Maka dari situs itu terdapat bagian lanjutan dari penjelasannya. Karena penjelasannya dicampur, maka sumber akan diletakkan disini:

Setiap hari kita tidak akan pernah lepas dari kekuasaan Tuhan. Leluhur bangsa Tiongkok sudah menyadari akan hal itu. Untuk perumpamaannya karena langit itu terbesar dan tanpa batas maka Tian dapat diibaratkan berada dilangit.

Didalam Agama Ru (Agama Khong Hu Cu) lebih dijelaskan lagi sebagai berikut:
Tuhan Yang Maha Esa atau Shangdi (Tuhan Yang Maha Kuasa) /Tian
Tuhan dalam konsep Konghucu tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan, namun tiada satu wujud pun yang tanpa Dia. Dilihat tiada nampak, didengar tidak terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman.
Pada kata-kata tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan adalah maksudnya Tuhan tidak boleh dibatasi oleh wujud-wujud fisik dan penjelasan-penjelasan yang bersifat mematerikan Tuhan.

Sehingga jelas bahwa Ketuhanan dalam agama Konghucu tidaklah bersifat keduniawian seperti itu. Justru sebaliknya, Ketuhanan dalam agama Konghucu bersifat impersonal yakni tidak mewakili sebuah tindakan, kejadian, keadaan, dari seseorang, tempat, atau subyek yang tidak ditetapkan.

Sehingga jelas bahwa puisi itu hanya gubahan seni oleh seorang seniman saja dan bukan kidung resmi Konghucu karena tidak pernah disebutkan nama Wei De Dong Tian dalam satupun Puisi Klasik di Tiongkok:

UPDATE 21 Oct

Setelah diselidiki rupanya Wei De Dong Tian memang nyata namun puisi tersebut merupakan plagiat dari yang sebenarnya. Untuk fakta lebih jelasnya dapat dilihat selengkapnya disini: http://dennytan90.blogspot.com/2012/06/makna-wei-de-dong-tian.html

2 komentar:

  1. Blog yang sangat produtif. Lanjutkan

    BalasHapus
  2. The King Casino Review | 2021 Updated | Exclusive
    We've rated The King Casino and gave it a very good reputation rating for this casino. カジノ シークレット They 더킹카지노 have a large player base and have a strong fun88 soikeotot user

    BalasHapus