Untuk itulah dalam artikel ini akan mempertegas mengenai topik-topik sejenis sebelumnya mengingat masih terdapat yang mencela dengan berbagai alasan seperti yang dikatakan diatas.
Matteo Ricci |
Disitu beliau menyatakan bahwa apa yang dianggap pemujaan leluhur dan persembahan kepada kaisar oleh orang-orang Tionghoa sesungguhnya adalah sekadar penghormatan belaka dan bukan penyembahan berhala. Sikap hormat ini didasarkan pada nilai-nilai khas dunia Timur yang diajarkan oleh Kong Hu Cu. Oleh karena itu, praktik tersebut pada dasarnya tidaklah bertentangan dengan iman Kristiani, sehingga orang-orang Tionghoa yang menjadi Katolik tidak perlu dilarang mempraktikkannya: http://id.wikipedia.org/wiki/Pertikaian_ritus
Walaupun pada akhirnya ditentang oleh ordo Katolik lainnya namun pada akhirnya mereka mengerti dan kemudian mendukung jalannya misi tersebut. Dari situ pihak yang menentang berhala sendiri mengakui bahwa hal tersebut bukanlah penyembahan berhala dan hanya sebagai penghormatan saja.
Lagipula pada dasarnya yang dimaksud dengan berhala selama ini adalah obyek berbentuk makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia: http://id.wikipedia.org/wiki/Berhala
Sementara sembahyang cara dunia Timur itu sendiri sama sekali tidak mendewakan sosok tersebut dan tidak disejajarkan dengan Tuhan atau Yang Maha Kuasa yang selama ini dipahami oleh agama-agama monotheis. Bahkan mereka pun juga mengakui Ketuhanan yang ada pada agama-agama monotheis tersebut seperti yang pernah diulas pada 2 artikel ini:
Artikel Terkait: Aksi Pelecehan Fundamentalis Kristen Korsel terhadap Kaum Buddhist
Tidak ada komentar:
Posting Komentar