Menangkis Gugatan TKW Kristolog

Berikut gugatannya:

Lima Menit Penginjil Mati Kutu di Tangan TKW Hong Kong
Selesai bertugas di komunitas perpustakaan Islam, Ahad pekan lalu, untuk menjaga kebersamaan bersama para akhwat BMI kami meluangkan waktu untuk makan bersama. Selepas maghrib saya bersama teman-teman menuju warung makan Indonesia yang terletak di Tin Hau, salah satu kota di Hong Kong yang bersebelahan dengan Causeway Bay. Cuaca hari itu cukup panas, sehingga kelelahan itu terobati ketika makan bersama sambil sesekali bercanda ringan.

Baru beberapa menit bercanda, seorang wanita berkulit gelap yang duduk di samping kami memprovokasi dengan pembicaraan yang mendiskreditkan Islam. Dengan berbagai cara ia berusaha menjebak pembicaraan yang ujung-ujungnya melecehkan Nabi SAW.

Awalnya masih kami layani dengan baik, apalagi penginjil wanita itu mengaku lulusan pesantren. Setelah kami biarkan wanita itu bicara, lama kelamaan nampak bahwa dia bukan seorang muslimah. Tak sabar jadi pendengar pidato bualannya, saya langsung bertanya, “Apa agama anda saat ini?” Akhirnya dia menjawab Kristen.

“Oh, ternyata wanita ini seorang penginjil. Bakal seru nih”, batin saya waktu itu. Saya bersama May, Afa, Umi, Ayuun dan Biati merasa mendapat udara segar yang bisa mendinginkan cuaca. Kami biarkan beberapa saat salibis tersebut meneruskan pidatonya, hingga menyinggung masalah ketuhanan.

Pada giliran kami bicara, saya pun tanya, “Apa definisi Tuhan?” Dia menghindar, saya tanya lagi “Di mana sifat ketuhanan Yesus saat disiksa, ditelanjangi, diarak, diludahi dan disalib?” Dia malah bertanya balik, “Menurut anda?”

“Jawab dulu pertanyaan saya,” tukas saya.

Gelagapan, sang penginjil pun mengalihkan pembicaraan, akhirnya saya tegur, “Jangan mengalihkan tema, jawab dulu pertanyaan saya.” Sang penginjil masih terdiam beberapa sat, lalu saya berondong lagi dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Injil Barnabas, jilbab dalam Bibel, pertentangan khitan antara Kitab Perjanjian Baru dengan Perjanjian Lama, dan seterusnya. Semua pertanyaan tidak bisa menjawab satupun, akhirnya dengan sangat kasihan saya bilang. “Anda masih terlalu amatir dan bukan kelas kami. Anda ini pembohong, pasti bukan muslimah lulusan pesantren!”

Ketika saya tanya di mana pesantren tempat dia belajar, dia menjawab tidak pernah masuk pesantren, saya bilang lagi, “Tadi di awal pembicaraan anda bilang pernah nyantri, sekarang bilang tidak pernah. Anda ketahuan pembohong.”

Teman-teman saya tidak mau ketinggalan, ikut-ikut bertanya dengan berbagai macam pertanyaan, babak belur salibis kacangan tersebut. Merasa terpojok, keluarlah jurus andalan salibisnya, dengan bangga mengatakan perihal ustadz Junaidi pimpinan pesantren di Jawa Barat yang akhirnya masuk Kristen, saya dan teman-teman mengejarnya untuk mendapatkan kevalidan info yang dia ceritakan, tapi kukuh tidak diberikan, akhirnya saya bilang berkali-kali, “Anda mau berbohong lagi? Anda pembohong seperti umumnya tradisi misionaris. Anda sangat lihai berbohong”, tiap dia ingin menyangkal, saya selalu katakan “Anda pembohong”.

Saya dan teman-teman jadi geli menahan senyum, saya minta nomor HP dia berkelit, saya paksa dengan sedikit menekan akhirnya diberikan, ini nomor HP-nya + 852 92067974.

Kami tidak memulai, kami hanya mengikuti saja permainan jebakan salibis, namun sangat disayangkan, ternyata salibis tersebut masih amatir dan tidak menguasai Injil sedikitpun. Semua pertanyaan kami yang hanya ringan-ringan tidak mampu dia jawab.

Itulah sekelumit kisah para buruh migran Indonesia (BMI) menghadapi agresivitas para penginjil Kristen di Hong Kong. Kisah-kisah kristenisasi yang membidik BMI Hong Kong masih sangat banyak yang belum terkuak. [Yulianna PS/voa-islam.com]
Sumber: http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/05/09/14576/lima-menit-penginjil-mati-kutu-di-tangan-tkw-hong-kong/

Terdapat sesuatu yang terlalu dilebih-lebihkan disini yakni mengenai penyebutan "penginjil" pada penceritaan tersebut. Padahal pada kisah tersebut dikatakan bahwa "penginjil" tersebut hanya mendiskerditkan agama dan melecehkan tokoh agama saja sementara tidak disebutkan sepatah katapun kalau ia melakukan penginjilan atau menyerukan ajaran Injil.

Mengenai identitas si "penginjil" pun sangatlah tidak jelas. Pada deskripsi tersebut hanya disebutkan bahwa ia adalah seorang wanita dan berkulit gelap. Berkulit gelap sendiri dapat berarti 2 hal: orang Afrika/Negro dan orang Papua. Ditambah lagi bahasa yang digunakan si "penginjil" untuk berbicara kepada mereka juga tidak dijelaskan. Jikalau demikian, bagaimana mungkin si "penginjil" tersebut mendeskripsikan mengenai perihal ustadz Junaidi pimpinan pesantren di Jawa Barat yang akhirnya masuk Kristen yang kesannya mengenai cerita di negara Indonesia sementara ia mendeskripsikannya orang di luar Indonesia. Kecuali jika orang itu juga merupakan seorang TKW asal Indonesia.

Ditambah lagi, "penginjil" tersebut dikatakan mengaku Kristen. Mungkin inilah yang menjembatani bagaimana ia disebut "penginjil". Namun, mengaku Kristen pun tak menjamin bahwa ia adalah seorang penginjil. Semua itu adalah oknum yang tak perlu dihubung-hubungkan dengan keagamaan seperti pada kasus sebelumnya:
http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2012/06/24/4386853_20120624024943.jpg

Maka dari itu, ada baiknya jika gugatan-gugatan TKW Kristolog itu dijawab satu per satu.

Di mana sifat ketuhanan Yesus saat disiksa, ditelanjangi, diarak, diludahi dan disalib?

Ada 2 jawaban dalam gugatan ini. Yang pertama adalah kesabaran. Ini terbukti ketika Yesus diadili dimana Ia tak sedikitpun memberontak atau membalas dan justru hanya diam serta menerima apapun yang diterimaNya dan hanya menjawab apa yang diperlukan seperti halnya yang dikatakan pada ayat yang berasal dari Injil Matius berikut ini:

26:57 Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
26:58 Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.
26:59 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
26:60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
26:61 yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."
26:62 Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
26:63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
26:66 Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!"
26:67 Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia,
26:68 dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"

Sumber: Matius 26:57-67

Begitu pula saat diarak, seperti yang sudah kita ketahui bahwa Yesus pun demikian ketika memanggul salib.

Yang kedua adalah kebangkitanNya: http://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkitan_Yesus

Hal ini dikarenakan Yesus berhasil bangkit kembali dari keterpurukan tragedi penyalibanNya.

Tentang Injil Barnabas

Tahukah Anda bahwa sebenarnya Injil Barnabas tak lebih adalah sebuah Injil karangan alias palsu karena terbukti dibuat ribuan tahun setelah jaman Yesus yakni pada tahun 1634: http://en.wikipedia.org/wiki/Gospel_of_Barnabas#Textual_history

Ditambah lagi Injil tersebut tidak diakui sebagai bagian dari Alkitab karena tidak dimasukkan didalam Perjanjian Baru seperti halnya keempat Injil yang dikenal. Sehingga jelas tidak perlu diseriuskan mengenai pernyataan-pernyataannya karena terbukti palsu. Untuk jawaban lebih mendalamnya bisa dilihat disini:

Tentang jilbab dalam Alkitab

Dan inilah mengenai jilbab dalam Alkitab yang sering dibahas oleh kebanyakan orang.
11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
Sumber: 1Korintus 11:5-6
11:10 Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Sumber: 1Korintus 11:10

Namun ayat yang banyak digugat itu pula terdapat ayat yang menerangkan mengenai maksud dari "kerudung" itu sebenarnya yang letaknya pun masih berada pada pasal dan kitab yang sama.
11:15 tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
Sumber: 1Korintus 11:15

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rambut panjang pun sudah termasuk penudung kepala.

Pertentangan khitan antara Kitab Perjanjian Baru dengan Perjanjian Lama

Hal ini sudah pernah dibahas secara lengkap disini. Silahkan baca selengkapnya pada artikel Kebebasan Sunat pada Alkitab.

Sehingga jelas bahwa orang itu bukanlah penginjil karena jikalau ia benar-benar seorang penginjil maka tentunya pula orang tersebut juga tau mengenai jawaban-jawaban dari gugatan tersebut karena jawaban dari gugatan itu sendiri pun dapat dijabarkan disini apalagi dijawab oleh seorang penginjil.

4 komentar:

  1. Tanggapan yang sederhana namun bagus sekali atas tulisan tersebut. Tulisan tersebut memang ramai disebarluaskan.

    BalasHapus
  2. pas kali, kita tak sebaiknya langsung menyangkutpautkan hal2 yang seperti dilakukakan oknum tadi dengan merendahkan agama lain dan emninggikan agama sendiri,..
    Bisa saja kejadiannya terbalik

    BalasHapus