Pemanfaatan Teori Konspirasi

Jika kita sering membaca topik mengenai misteri, pasti akan mengenal yang namanya cerita persekongkolan atau teori konspirasi dimana selalu menyalahkan suatu pihak besar ataupun tidak dikenal seperti pemerintah Amerika Serikat, Fremason, NWO, Zionis, sampai yang paling terbaru adalah Gereja Katolik. Orang yang menggemari mengenai teori konspirasi ini kebanyakan untuk menambah suatu wawasan atau kadang menanggapinya sebagai suatu kebenaran yang terjadi. Teori semacam ini biasanya berbalikan dengan kisah yang dikenal dan kebenarannya pun tidak bisa dipastikan. Namun, pernahkah terbesit pikiran mengenai bagaimanakah asal-usul mengenai pembentukan teori konspirasi tersebut dibuat ? Apakah tujuan asli dari dibuatnya teori konspirasi tersebut dibuat ?

Rupanya teori konspirasi semacam itu bersumber dari golongan yang memiliki kepentingan antar golongan tersendiri dan tidak menerima suatu kebenaran.

Salah satunya adalah kelompok Sayap Kanan, Neo-Nazi, dan White Supremacist di dunia Barat baik itu di Amerika maupun di Eropa. Kelompok-kelompok ini merupakan golongan Ultra-Nasionalis dimana amat menjunjung kepentingan golongan kulit putih serta membenci golongan kulit berwarna dan pendukungnya seperti kulit hitam, Yahudi, ras Asia, Katolik Roma, agama Timur, kelompok imigran, sekularisme, termasuk diantaranya adalah pemerintahan negara yang membebaskan kesetaraan bagi kaum tersebut. Mereka menyerang golongan yang mereka benci tersebut dengan berbagai cara termasuk diantaranya adalah teori konspirasi yang menyerang pemerintahan sekuler seperti Gereja Katolik, Amerika Serikat, dan Zionis. Anda dapat mengenal lebih dalam mengenai kepentingan kelompok ini dalam beberapa situs yang mendukung aktifitas kelompok tersebut seperti yang paling terkenal adalah Stormfront: www.stormfront.org

Sehingga dapat dipastikan bahwa jika kita mendukung teori konspirasi dari golongan ini maka sama saja dengan mendukung rasisme terhadap golongan yang mereka benci.

Ada pula yang berasal dari golongan yang membenci suatu negara seperti Indonesia dengan membuat suatu teori konspirasi yang menggerogoti rasa nasionalisme terhadap bangsa. Jelas jika meyakini teori konspirasi dari golongan ini berarti sama saja bahwa kita telah membantu golongan tersebut dalam menyerang pemerintahan suatu negara.

Yang paling buruk adalah golongan Atheis yang menyerang suatu agama seperti Gereja Katolik dengan beberapa cara yang diantaranya adalah melalui teori konspirasi dalam berbagai media seperti film Da Vinci Code dan film Angels & Demons. Parahnya, agresi mereka sering diamini oleh beberapa golongan agama lainnya yang juga ingin menyerang golongan agama tersebut dengan beberapa alasan seperti meningkatkan keimanan. Padahal secara tak sadar hal ini sebagai bagian dari pemecah-belahan antar golongan Theis dan terkadang hal ini dapat menjadi menelan ludah sendiri atau mempertentangkan keyakinannya sendiri jika suatu hujatan juga terdapat suatu keyakinan sama yang sedang dihujat. Pada akhirnya, golongan Atheis akan mengalahkan satu per satu golongan Theis dengan mudahnya seperti halnya penjajah Belanda yang mengadu domba rakyat Indonesia pada jaman dahulu agar kemudian dengan mudahnya penjajah Belanda menundukan setiap golongan yang terpecah belah tersebut dengan mudahnya.

Sehingga jika suatu golongan Theis menyerang suatu agama dengan memakai serangan yang berasal dari Atheis, maka golongan tersebut sama halnya dengan kelompok Belanda Item (pribumi yang memihak penjajah) yang dengan teganya mengkhianati bangsanya sendiri pada masa lalu. Jikalau ingin meningkatkan suatu keimanan dalam beragama, melihat keburukan dari agama lain bukanlah solusinya namun cukup mendalami agama secara mendalam dan bentuklah suatu harga diri dalam keimanan.

Maka dari itu, teori konspirasi justru yang berusaha menutup-nutupi kebenaran yang ada.

Dan lagi, jika seorang pendukung teori konspirasi menggugat dan dijawab maka pendukung tersebut tentunya bakal keras kepala dan menganggapnya sebagai suatu usaha menutup-nutupi kebenaran. Namun yang menjadi kelemahan dari semua teori konspirasi adalah jika suatu teori konspirasi adalah suatu hal yang ditutup-tutupi, bagaimana pula teori tersebut dapat diketahui dan kenapa pula teori konspirasi tersebut tidak pula ditutup-tutupi padahal pihak yang diserang dikatakan merupakan pihak yang pandai menutup-nutupi ? Aneh bukan ? Inilah renungan bagi yang masih percaya hal-hal seperti itu.

Dan jika seseorang menjadi suatu pendukung teori konspirasi terberat, maka justru itu membuat hidupnya sulit karena segala sesuatunya ia tidak percayai dan dianggap sebagai suatu teori konspirasi. Bukankah hidup ini menjadi berat jika teori konspirasi benar-benar ada ?

Tuhan tentunya tidak akan membuat umatNya kesulitan dalam melihat informasi yang benar. Maka dari itu, anggap saja semua teori konspirasi yang ada sekarang ini hanya sebagai bacaan suatu opini seseorang belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar