Jika Tuhan Pencipta Segalanya, Siapakah PenciptaNya ?

Bagaimana Tuhan sampai di sini ? Richard Dawkins, di antara ateis-ateis yang lain, berpikir bahwa ia memiliki bukti utama bahwa Tuhan tidak ada. Jika Tuhan telah membuat alam semesta yang kompleks, bukankah seharusnya yang menciptakan Tuhan lebih kompleks lagi? Bagaimanapun, logika semacam itu berasumsi bahwa waktu selalu ada, daripada sekadar menjadi bagian alam semesta.

Rich Deem

Pendahuluan

Siapa yang telah menciptakan Tuhan ? Ini adalah pertanyaan kuno yang mengganggu bagi semua yang suka berpikir tentang pertanyaan-pertanyaan besar. Bertumbuh sebagai non-Kristen agnostik, ia memperoleh alasan potensial bahwa mungkin saja tidak ada satu Tuhan pun. Beragam agama cenderung memecahkan masalah ini dalam berbagai cara. Gereja LDS (Mormon) mengatakan bahwa Tuhan (Elohim) yang kita sembah memiliki ayah, kemudian bertumbuh di sebuah planet sebagai manusia, dan berkembang menjadi tuhan sendiri. Banyak agama lain menyatakan bahwa tuhan-tuhan memperanakkan tuhan yang lain. Tentu saja masalah dari gagasan itu ialah bagaimana tuhan yang pertama muncul? Masalah penelusuran yang tak terhingga ini menjadikan agama-agama itu tidak sah. Agama Kristen mengklaim bahwa Tuhan selalu ada. Apakah gagasan ini bahkan mungkin terjadi? Apakah sains menyebut tentang itu?

Pandangan Agama Kristen

Agama Kristen menjawab pertanyaan tentang siapa yang menciptakan Tuhan di ayat pertama dalam kitab paling pertama yakni kitab Kejadian:
Pada mulanya, TUHAN menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1)
Ayat ini memberitahu kita bahwa Tuhan bertindak sebelum Ia menciptakan alam semesta. Ayat-ayat yang lain dalam Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa Tuhan telah bertindak sebelum waktu dimulai, yang dengan demikian, Ia menciptakan waktu, bersamaan dengan dimensi-dimensi lain di alam semesta:
  • Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat TUHAN yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan TUHAN bagi kemuliaan kita. (I Korintus 2:7)
  • yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (II Timotius 1:9)
  • dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh TUHAN yang tidak berdusta, (Titus 1:2)
  • TUHAN yang Esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin. (Yudas 1:25)
Gagasan bahwa Tuhan menciptakan waktu, bersama dengan alam semesta fisik, bukanlah sekadar penafsiran ngawur Alkitab oleh orang Kristen modern. Justinus Martir, seorang apolog Kristen pada abad kedua dalam bukunya, Hortatoru Address to the Greeks, mengatakan bahwa Plato mendapat gagasan bahwa waktu diciptakan bersamaan dengan alam semesta dari Musa:
"Dan dari sumber apakah Plato menyimpulkan bahwa waktu diciptakan bersamaan dengan langit? Karena ia menulis demikian: Waktu, karena itu, telah diciptakan bersamaan dengan langit; supaya mereka bisa bersama, mereka juga bisa larut bersama-sama, jika memang harus terjadi. "Apakah ia tidak mempelajari ini dari sejarah Ilahi Musa?"
Tuhan ada dalam kekekalan abadi

Bagaimana perihal Tuhan bertindak sebelum waktu menjadi masalah yang relevan seputar ciptaan Tuhan ? Terdapat dua tafsiran yang mungkin dari ayat-ayat itu. Pertama, bahwa Tuhan ada di luar waktu. Jika kita hidup dalam alam sebab-akibat, secara alami kita berasumsi bahwa ini adalah satu-satunya segala kehidupan dapat berfungsi. Bagaimanapun, premis ini keliru. Tanpa dimensi waktu, takkan ada sebab dan akibat, sehingga segala sesuatu yang ada di suatu alam tidak perlu sebab, tetapi akan selalu ada. Karena itu, Tuhan tidak perlu diciptakan, tapi, kenyataannya, menciptakan dimensi waktu di alam kita untuk suatu alasan supaya sebab dan akibat bisa ada untuk kita. Bagaimanapun, karena Tuhan menciptakan waktu, sebab dan akibat tidak akan berlaku bagi eksistensiNya.

Tuhan ada dalam banyak dimensi waktu

Tafsiran kedua ialah bahwa Tuhan ada dalam lebih dari satu dimensi waktu. Sesuatu yang ada di satu dimensi waktu dibatasi oleh arah waktu dan terikat pada sebab dan akibat. Bagaimanapun, dua dimensi waktu membentuk bidang waktu, yang tidak memiliki awal dan akhir dan tidak dibatasi pada arah tertentu. Sesuatu yang ada dalam sedikitnya dua dimensi waktu dapat berjalan ke mana saja dalam waktu dan tidak pernah memiliki awal, karena bidang waktu tidak memiliki titik awal. Kedua tafsiran tersebut menuju kesimpulan bahwa Tuhan tidak perlu diciptakan.

Mengapa alam semesta tak dapat kekal ?

Gagasan bahwa Tuhan abadi membawa kita pada gagasan bahwa alam semesta mungkin saja abadi, yang karenanya, Tuhan tidak perlu ada sama sekali. Sebenarnya, ini adalah keyakinan umum para ateis sebelum data observasi di abad 20 menolak keras gagasan bahwa alam semesta itu abadi. Fakta ini mengajukan dilema besar bagi para ateis, karena alam semesta yang tidak abadi menyiratkan tentang keberadaan penyebabnya. Mungkin Kejadian 1:1 benar! Tidak mempedulikan fakta itu, para ateis menemukan suatu "sains" metafisika yang berusaha menjelaskan keberadaan Tuhan. Karena itu, kebanyakan kosmolog ateis percaya bahwa kita hanya melihat bagian yang kelihatan dari "multiversal" yang lebih besar, yang secara acak memuntahkan alam semesta-alam semesta dengan parameter fisika yang berbeda-beda. Karena tidak ada bukti yang mendukung gagasan ini (tidak akan ada, menurut hukum-hukum alam semesta), ini benar-benar hanya menjadi pengganti "tuhan" bagi para ateis. Dan, karena "tuhan" ini tidak memiliki inteligensi dari definisi, maka gagasan ini membutuhkan hipotesis yang kompleks, yang akan bisa diputuskan jika kita menggunakan pisau Ockham, yang menyatakan bahwa seseorang sebaiknya menggunakan penjelasan logis paling sederhana pada setiap fenomena. Rancangan desain cerdas atas alam semesta lebih masuk akal, terutama berdasarkan apa yang kita ketahui mengenai rancangan alam semesta.

Pandangan Sains Mengenai Waktu

Ketika Stephen Hawking, George Ellis, dan Roger Penrose mengembangkan persamaan relativitas umum untuk memasukkan ruang dan waktu, hasilnya menunjukkan bahwa waktu memiliki awal pada saat penciptaan (misalnya Big Bang). Sesungguhnya, jika Anda mempelajari situs-situs universitas, Anda akan menemukan bahwa banyak profesor membuat pernyataan seperti itu - bahwa alam semesta memiliki awal dan awal ini menandai permulaan waktu. Pernyataan itu mendukung klaim Alkitab bahwa waktu dimulai pada saat penciptaan alam semesta.

Tuhan tidak perlu diciptakan, sebab Ia ada di luar waktu (di mana sebab dan akibat tidak berlaku) atau berada dalam banyak dimensi waktu (di mana bidang waktu Tuhan tidak memiliki awal). Karena itu Tuhan adalah kekal, tidak pernah diciptakan. Walaupun mungkin saja alam semesta kekal, yang dengan demikian tidak perlu tercipta, bukti observasi menentang hipotesis ini, karena alam semesta mulai ada sejak sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Satu-satunya jalan keluar bagi para ateis ialah penemuan semacam super universe, yang tidak akan pernah bisa dibuktikan secara eksperimental (sehingga itu digolongkan dalam metafisik, bukan ilmiah).

Referensi:
  1. Justin Martyr. Hortatory Address to the Greeks, Bab 33. Dikutip dari Plato's Timaeus Bagian 1.
  2. "Uncomfortable with the idea that physical parameters like lambda [cosmological constant] are simply lucky accidents, some cosmologists, including Hawking, have suggested that there have been an infinite number of big bangs going off in a larger 'multiverse,' each with different values for these parameters. Only those values that are compatible with life could be observed by beings such as ourselves." Glanz, J. 1999. AMERICAN PHYSICAL SOCIETY MEETING: Hawking Blesses the Accelerating Universe. Science 284: 34-35.
  3. "The conclusion of this lecture is that the universe has not existed forever. Rather, the universe, and time itself, had a beginning in the Big Bang, about 15 billion years ago." Stephen Hawking The Beginning of Time.
    Penrose, R. 1966. An analysis of the structure of space-time. Adams Prize Essay, Cambridge University.
    Hawking, S.W. 1966. Singularities and the Geometry of space-time. Adams Prize Essay, Cambridge University.
    Hawking, S.W. and G.F.R. Ellis. 1968. The cosmic black-body radiation and the existence of singularities in our universe. Astrophysical Journal 152: 25-36.
    Hawking, S.W. and R. Penrose. 1970. The singularities of gravitational collapse and cosmology. Proceedings of the Royal Society of London. Series A: 529-548.
Sumber: http://www.godandscience.org/apologetics/who_created_god.html

Artikel Terkait: Dilema Pemikiran Atheis

2 komentar:

  1. mengapa 1 hari di sebut dengan 12 jam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin anda terjebak dalam konsep waktu 1 hari 12 atau 24 jam sehingga timbul pertanyaan seperti itu

      Hapus