Gini lho, cerita kelahiran Yesus Kristus: Maria, cewek yang mungkin waktu itu masih berumur 14 tahun, rencananya mo merit sama Yusuf bin Yakub. Mereka udah sampe tunangan segala. Pada zaman itu, menurut tradisi Yahudi (sampe sekarang kali yee), nge-seks mah kagak boleh sama sekali. Tapi eeh, Marianya, tek dung. Yusuf terang aja langsung mikir, Maria pasti maen gila sama yang lain. Yang jelas, Yusuf ngerasa, dirinya, jangankan mbolongin Maria, nyicip aja juga nggak pernah. Dasar AIB neh!
Yusuf, anaknya cool, nggak buru-buru update status atau cepet-cepet ngetweet, ngember soal Maria. Namun Yusuf, udah mikir, bakal mutusin Maria. Nah pada saat itu, ia mendadak disambangin Malaikat.
“Nyante aje Sup. Jangan cemen dong untuk nikahin Maria. Gebetan elo kagak selingkuh. Jabang bayi di perut Maria itu hasil olahan Roh Kudus. Maria bakal ngelahirin bayi lelaki. Elo kudu kasih nama Yesus. Tahu nggak artinya? Itu artinya Tuhan yang menyelamatkan. Kenape harus dinamain keren gitu? soalnya Dia bakal menyelamatkan umat manusia dari segala kebangsatan(maksudnya dosa coy) yang mereka lakukan.”
Wah ini pas banget ama yang dulu, ratusan tahu lalu, dibilangin nabi Yesaya. Si perawan akan hamil dan melahirkan orok lelaki, dan orang-orang bakal manggil dia sebagai Immanuel.
Hanya saja sebuah kejanggalan ada pada kutipan dari buku tersebut yang karena buku tersebut bukanlah berasal dari bahasa prokem/gaul Indonesia melainkan berasal dari bahasa prokem/gaul Belanda, bagaimana mungkin dapat cocok terhadap antar bahasa prokem/gaul yang berbeda bahasa ?
Bagaimana mungkin mereka mendapatkan seseseorang yang dapat menerjemahkan kalimat dari bahasa Belanda ke bahasa Indonesia dengan sehebat itu ?
Atau kah sang penulis berita menambahi/mengganti beberapa kata menjadi perkataan bahasa prokem/gaul Indonesia agar makin menambah beberapa gugatan terkait berita tersebut ?
Setelah saya melakukan penelusuran kata kunci, akhirnya saya mengetahui darimana kutipan buku bahasa asli (bahasa prokem/gaul Belanda) tersebut berasal. Asal kutipan buku tersebut ternyata berasal dari seorang blogger dari Belanda. Berikut sumbernya: http://leukinformatief.blogspot.com/2011/12/de-torrie-van-de-geboorte-van-jezus.html
Dan berikut adalah kutipan asli dari blog tersebut.
"In die tijd, in het Midden-Oosten, werden meisjes standaard uitgehuwelijkt aan mannen. Maria, een meisje van misschien veertien jaar oud, was uitgehuwelijkt aan een kill die Jozef ‘Jowie' Davids heette. Ze waren verloofd, zeg maar. De gewoonte was toen om geen seks voor het huwelijk te hebben. Maar ze bleek ineens pregno te zijn. Jowie kwam erachter en hij was omin depressed, want hij dacht dat ze met een ander gebald had. Hij kon het in ieder geval niet geweest zijn! Een grote schande. Maar Jowie was een rustige boy en hij wilde geen buzz en redu en haters praatjes over Maria en hij dacht erover om hun relatie in stilte te verbreken, je weet toch. Gewoon net doen of hij van nix wist en het uitmaken. Hij werd moe van al die hoofdpijn en ging dagga. Toen kreeg hij een droom. In zijn droom verscheen een engel van God. De engel zei: ‘Trankil, Jozef Davids! Wees niet bang om Maria als je vrouw te nemen. Je sma is niet vreemdgegaan, want het kind dat ze draagt is gemaakt door de heilige Geest. Ze zal een baby boy krijgen. Geef Hem de naam Jezus, dat betekent "God redt". Waarom je Hem die naam moet geven? Hij zal zijn volk bevrijden van al hun fouten en alle shit waar ze in zitten.' Zo is er toch maar mooi gebeurd wat de profeet Jesaja een paar honderd jaar eerder gezegd had. Jesaja had voorspeld: ‘De maagd zal pregno zijn en bevallen van een baby boy, en de peeps zullen hem als straatnaam Immanuel geven.' Jowie werd wakker en deed wat de engel van God hem gezegd had: hij nam Maria bij zich als zijn vrouw, maar tot de bevalling hadden ze geen seks. Toen hun zoontje werd geboren was Maria nog steeds maagd. En Jowie gaf Hem de naam Jezus."
Dan berikut hasil penerjemahannya dalam bahasa Indonesia.
"Pada masa itu, di Timur Tengah, semua gadis remaja normalnya akan dijodohkan dengan laki-laki. Maria, seorang gadis remaja yang mungkin berumur 14 tahun, dijodohkan dengan seseorang yang keren yang bernama Jozef ‘Jowie' Davids. Mereka akhirnya bertunangan. Kebiasaan yang berlaku pada jaman dulu adalah tidak melakukan hubungan suami istri sebelum menikah. Tetapi Maria ternyata ketahuan hamil. Jowie mengetahuinya dan dia jadi sangat kalut, karena dia pikir Maria berselingkuh. Dia tidak bisa menerimanya! benar-benar suatu aib yang memalukan. Tapi Jowie adalah seorang laki-laki yang kalem dan dia tidak ingin orang-orang ramai dan pembenci berbicara tentang kehamilan Maria dan dia berpikir untuk diam-diam memutuskan hubungan pertunangan mereka. Dengan berpura-pura tidak tahu apa-laki tentang kehamilan Maria dan memutuskan tali pertunangan. Dia lelah dengan smua masalah dikepalanya dan pergi tidur siang. Tiba-tiba dia mendapatkan mimpi. Dalam mimpinya muncul seorang Malaikat Tuhan. Malaikat itu berkata: "Jozef Davids, jangan kau takut menjadikan Maria sebagai istrimu. Dia tidak selingkuh, karena bayi yang dia kandung sekarang adalah dari Roh Kudus. Dia akan melahirkan anak laki-laki. Beri Dia nama Jezus (Yesus), yang artinya "Tuhan yang menyelamatkan". Kenapa kamu harus menamaiNya itu? karena Dia akan membebaskan umatNya dari smua dosa dan kesalahan yang mereka sudah buat. Terjadilah sesuai apa yang sudah dinubuatkan oleh Nabi Jesaja (Yesaya) beberapa ratus tahun sebelumnya. Yesaya menubuatkan: sang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki, dan orang-orang akan memberiNya nama Immanuel. Jowie terbangun dari tidurnya dan melakukan apa yang Malaikat Tuhan suruh: dia mengambil Maria sebagai istrinya, tetapi tidak melakukan hubungan suami istri sampai Maria melahirkan. Waktu bayi mereka lahir Maria masih perawan. Dan Jowie menamai-Nya Jezus (Yesus)"
Dan dari hasil penerjemahan tersebut tidak ada istilah vulgar ataupun pop abad millenium
Sebab kata "nge-seks" yang ternyata adalah "hubungan suami istri", "maen gila" yang ternyata adalah "berselingkuh", "nyicip" yang ternyata adalah "tak telah", dan "gebetan" yang ternyata adalah "istrimu" yang tidak terlihat vulgar sama sekali.
Sebab kata "nge-seks" yang ternyata adalah "hubungan suami istri", "maen gila" yang ternyata adalah "berselingkuh", "nyicip" yang ternyata adalah "tak telah", dan "gebetan" yang ternyata adalah "istrimu" yang tidak terlihat vulgar sama sekali.
Begitu pula dengan kata "update status" tersebut adalah "orang-orang ramai" dan "ngetweet" yang ternyata adalah "pembenci" yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan istilah pop abad millenium.
Sementara kata "mbolongin" dan "nyicip" tersebut hanya dibuat-buat karena tidak ada perangainya dalam terjemahan kutipan asli tersebut.
Sungguh jauh sekali dari unsur perkataan pop abad milenium ataupun vulgar dan terbongkar sekali sang penulis berita tersebut melakukan perubahan suatu kata dan arti dalam cerita tersebut.
Ini adalah penulisan cerita Alkitab dalam bahasa gaul setempat. Memang terdapat penggunaan kata gaul seperti kill, trankill, jowie, buzz en redu, alle shit, dll. Namun sebetulnya esensi ceritanya tetap sama. Seperti halnya penggantian logat perbahasaan seperti halnya bahasa Betawi yang berdialek 'e' pada huruf 'a' jika terdapat dibelakang. Akan tetapi alur cerita dan inti tetap sama dengan Alkitab. Hanya penyampaiannya saja yang berbeda (dicocokan bagi anak muda/remaja) Ini mungkin suatu kreatifitas dalam memperdalami ajaran agama untuk golongan muda. Tidak ada salahnya dalam hal ini karena itu sama saja dengan penerjemahan Alkitab dalam bahasa kedaerahan agar mempermudah mendalami bacaan Alkitab secara umum.
Dari: jelomee
Lalu, apa yang dikatakan "bahasa gaul" dalam buku tersebut ?
Ini adalah penulisan cerita Alkitab dalam bahasa gaul setempat. Memang terdapat penggunaan kata gaul seperti kill, trankill, jowie, buzz en redu, alle shit, dll. Namun sebetulnya esensi ceritanya tetap sama. Seperti halnya penggantian logat perbahasaan seperti halnya bahasa Betawi yang berdialek 'e' pada huruf 'a' jika terdapat dibelakang. Akan tetapi alur cerita dan inti tetap sama dengan Alkitab. Hanya penyampaiannya saja yang berbeda (dicocokan bagi anak muda/remaja) Ini mungkin suatu kreatifitas dalam memperdalami ajaran agama untuk golongan muda. Tidak ada salahnya dalam hal ini karena itu sama saja dengan penerjemahan Alkitab dalam bahasa kedaerahan agar mempermudah mendalami bacaan Alkitab secara umum.
Dari: jelomee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar