Berdasarkan hal ini, kita menemukan diri kita sendiri dalam sebuah kondisi perjalanan kembali ke masa lampau untuk melihat dan mendengarkan dari orang-orang terhebat dalam sejarah, menyusun ulang jejak perjalanan hidup mereka yang berenergi dalam bentuk cahaya dan suara.”-Father Pellegrino Ernetti.
Menurut Einstein, saat seseorang mengalami percepatan mendekati kecepatan cahaya, maka waktunya mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Melakukan perjalanan dengan kecepatan yang begitu tinggi hanya dalam sesaat, maka saat orang ini kembali ke dunia normal, ia akan menemukan bahwa bagi orang lain beberapa ratus tahun telah terlampaui. Seperti juga perjalanan ke masa depan, maka orang tersebut sudah akan melewati beberapa dekade.
Karena teknologi manusia yang ada sekarang belum mampu menguji teori tersebut, sebagian besar orang percaya bawah sebuah perjalanan semacam itu hanyalah sebuah konsep semata. Tetapi, beberapa orang dikatakan telah melakukan sebuah perjalanan yang menembus waktu. Untuk menguji batas dari teori Einstein, sejumlah ilmuwan mengklaim telah menemukan sebuah mesin waktu yang dianggap tidak mungkin sebelumnya.
Chronovisor: sebuah mesin yang melihat masa lalu
Apa yang akan terjadi jika Anda mampu melihat ke belakang dan secara seksama menganalisa momen-momen penting dalam sejarah? Potensi yang ada untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada masa sekarang dengan bukti-bukti yang ada akan sangat mengejutkan.
Pada Mei 1972, mingguan berbahasa Italia La Domenica del Corriere mempublikasikan sebuah berita spektakuler: Father Pellegrino Ernetti- seorang imam Benedictine, ahli fisika kuantum, dan spesialis elektronik oscillator – telah membuat sebuah alat yang dinamakan Chronovisor, yang mampu menangkap gambar dan suara dari peristiwa masa lalu.
Ernetti mengatakan bahwa teknologi tersebut diciptakan dengan bantuan dari 12 ilmuwan terkenal dunia lainnya (termasuk Enrico, Fermi, dan Wemher von Braun), dan klaimnya dengan cepat menyebarkan suatu kontroversi di seluruh dunia. Lebih jauh dalam perdebatan ini, Imam Ernetti memberikan bukti yang tidak terbantahkan mengenai eksistensi dari alatnya: sebuah foto yang diambil pada saat Yesus Kristus sedang menanggung derita di atas salib.
Tapi bagaimana cara alat ini bekerja? Menurut sebuah penjelasan oleh polymath Ernetti, energi yang berpendar dan suara dari obyek yang terpancar direkam pada lingkungan mereka, di mana hal ini adalah fungsi dari Chronovisor yang mampu merekonstruksi ulang energi dari gambar dan bunyi dari sebuah peristiwa spesifik dari masa lalu.
Sebagai tambahan dari foto yang ia sajikan (sosok Kristus akhirnya ditemukan menyerupai sebuah pahatan di Shrine of Merciful Love di Collevalenza), Ernetti mengumumkan telah merekam beberapa peristiwa dalam kitab injil, seperti hancurnya Sodom dan Gomora, dan batu Sepuluh Perintah Allah yang asli.
Terlepas dari kritik terhadap Chronovisor yang dianggap sebagai sebuah penipuan, Ernetti tetap mempertahankan kamera spesialnya, membantah bahwa Vatican menghalanginya untuk berbicara lebih lanjut tentang penemuannya.
Terlepas dari apakah Chronovisor benar-benar nyata, rasa ketertarikan terhadap alat ini berlanjut sampai hari ini.
Dua tim peneliti saat ini sedang menginvestigasi kemungkinan untuk mencipta ulang sebuah Chronovisor dengan berdasar pada prinsip yang dijelaskan oleh Ernetti. Bila Ernetti mencoba untuk menangkap gambar dari masa lalu, sebuah group ilmuwan Soviet dikatakan telah dengan berani melakukan hal-hal yang lebih membahayakan secara fisik melangkah masuk ke dunia lain yang sejajar (paralel).
Institusi Riset dari Dunia Paralel
Sejarah dari Soviet Union’s Research Institute tentang Dunia Paralel, yang dimulai oleh Stalin dan dibangkitkan kembali pada masa Khrushchev, sungguh misterius. Dalam menginvestigasi alam yang belum diketahui ini, dalam proyek yang tidak umum ini dapat terlihat para ilmuwan yang terlibat dieksekusi dan bangunan serta peralatan yang ada hancur secara misterius.
Setelah ditutup dua kali, penelitian rahasia ini dihidupkan kembali pada tahun 1987, tetapi berita ganjil tetap berlanjut.
Pada 30 Agustus 1989, sebuah tragedi terjadi. Sebuah ledakan yang sangat besar telah meledakkan sebuah fasilitas penelitian di Anjou Islands. Ledakan ini, mencakup area seluas 1,25 mil persegi, menghancurkan sebuah peralatan eksperimen. Peralatan tersebut telah dihantam oleh sebuah benda besar, kemungkinan besar sebuah asteroid yang datang dari sebuah dunia paralel.
Setelah musibah tersebut, tidak ada jejak sama sekali dari peralatan seberat 780 ton yang berisi tiga orang peneliti. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka terperangkap di sebuah alam semesta yang berbeda.
“Kita sedang sekarat tapi tetap melanjutkan eksperimen tersebut,” kata seorang peneliti dari proyek tersebut dalam transmisi terakhirnya yang untuk kali pertama dicetak di surat kabar Rusia, Pravda. “Di sini sangat gelap, kami melihat semua obyek menggandakan diri mereka… Cadangan oksigen akan cukup untuk 43 jam, sistem pendukung kehidupan telah rusak berat. Sampaikan salam kami untuk keluarga dan teman-teman!”
Transmisi terputus secara mendadak
Apakah contoh yang ada di atas hanya sebuah dongeng cerita yang dibuat untuk memuaskan keinginan kita untuk keluar dari kungkungan masa kini? Ataukah teknologi menjelajah waktu sudah berada dalam genggaman kita, tapi masih tersimpan sebagai sebuah rahasia yang dijaga ketat oleh beberapa pihak? Yang tersisa adalah bukti-bukti yang lemah, jawabannya sulit untuk dipastikan. Paling tidak, mungkin eksperimen waktu ini bisa menjadi dongeng-dongeng untuk mengingatkan kita.
Baik hal ini telah disadari dalam teknologi rahasia yang dipakai untuk kekuasaan dan kontrol atau pada penelitian yang berbahaya yang bisa mengakibatkan kehancuran, contoh yang ada mungkin dapat membuka tabir mengapa perjalanan waktu terbukti begitu misterius ini merupakan sebuah batas yang tadinya tidak pernah sungguh-sungguh hendak dilewati. (san)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar