"ayat KDRT"

Berikut gugatannya:
Ayat Injil (Bibel) Picu Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Belanda
VOA-ISLAM.COM – Satu juta orang di Belanda setiap tahunnya menjadi korban KDRT. Antara 200 hingga 300 ribu orang jadi korban serius atau korban kekerasan berulang. Padahal di Belanda sendiri persamaan hak antara perempuan dan laki sudah sangat maju.
Ayat Alkitab (Bibel) dalam Injil Matius 5:39, 'Jika ditampar di pipi kiri berilah pipi kananmu,' dianggap menjadi pemicu tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Belanda.
Menurut aktivis pembela hak perempuan Nursyahbani Katjasungkana, kekerasan di dalam keluarga Belanda totok (bukan pendatang) lebih banyak terjadi di kelompok-kelompok tradisional yang masih kuat menjalankan agama.
Nursyahbani yang mengikuti workshop KDRT bersama wakil 6 negara Eropa mengatakan, penyebab lain yang juga universal adalah hubungan kekuasaan antara pria dan wanita. Selain itu, seperti halnya di Indonesia, pengaruh minuman keras dan obat-obatan juga jadi salah satu penyebab KDRT.
Meskipun para peneliti sebelumnya mengira penyebab KDRT hanya karena sang lelaki sakit jiwa atau terpengaruh obat-obatan, namun masalah sebenarnya adalah relasi kekuasaan tersebut. "Kadang lelaki mabuk dulu untuk bisa melakukan kekerasan terhadap istrinya. Jadi itu tidak ada alasan untuk dituntut."
Dalam workshop yang diikuti wakil dari Jerman, Austria, Spanyol Inggris dan Belanda di Amsterdam ini, Nursyahbani Katjasungkana mengatakan UU Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga menjadi salah satu pokok bahasan penting..
Elemen kedua yang juga dibahas adalah pemberdayaan atau empowerment bagi korban karena korban dianggap sebagai agen, bukan victim (korban). Di Indonesia misalnya, tutur Nursyahbani, diberikan bantuan kredit supaya perempuan tidak tergantung pada suaminya.
Ini dilanjutkan dengan pembahasan elemen ketiga yaitu, pengobatan kepada pelaku. "Jadi pelaku diberi treatment supaya bisa berkomunikasi kepada keluarga."
Belanda sendiri mendapat banyak pujian karena penanganan di negeri kincir angin ini menggunakan pendekatan keluarga misalnya memanggil sang suami (dalam hal ini pelaku kekerasan) untuk melakukan rekonsiliasi dan mediasi. Dalam kesempatan itu juga ditanya apakah relasinya mau diteruskan atau tidak. "Kalau diteruskan  akan dilakukan treatment dan kalau enggak akan dipanggil pengacara untuk dipanggil support."
Satu juta orang di Belanda setiap tahunnya menjadi korban KDRT. Antara 200 hingga 300 ribu orang jadi korban serius atau korban kekerasan berulang. Pemerintah telah berupaya untuk mengurangi tingkat KDRT ini dengan antara lain menawarkan bantuan kepada korban dan menangani pelakunya.
KDRT yang terjadi di Belanda tidak saja fisik, tetapi juga kekerasan seksual dan psikis seperti misalnya mengancam, menghina, dan menelantarkan pasangan. [taz/rnw]
Sumber: http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/07/03/15494/ayat-injil-bibel-picu-tindak-kekerasan-dalam-rumah-tangga-di-belanda/

Dan inilah "ayat KDRT" yang dimaksudkan.
“Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Matius 5:39)
Ayat ini telah dijelaskan maksudnya. Berikut penjelasannya:

JANGANLAH KAMU MELAWAN ORANG YANG BERBUAT JAHAT.
Nas : Mat 5:39
Yesus tidak menentang pelaksanaan keadilan yang semestinya atas mereka yang melakukan kejahatan (bd. Rom 13:1-4). Ayat-ayat berikut (ayat Mat 5:43-48) menunjukkan bahwa yang dimaksudkan Yesus adalah mengasihi musuh (ayat Mat 5:44; Luk 6:27). Bila kita diperlakukan secara tidak adil, kita jangan membenci, tetapi harus menunjukkan reaksi yang memperlihatkan bahwa kita memiliki pendirian yang berpusat pada Kristus dan kerajaan-Nya. Tindakan kita terhadap mereka yang bersikap tidak baik kepada kita haruslah sedemikian sehingga akan menyebabkan mereka menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Sebagai contoh sikap semacam ini, bandingkan Kej 13:1-13 dengan Kej 14:14, dan Kej 50:19-21 dengan Kej 37:18-28;
juga lih. 1Sam 24:1-23; 26:1-25; Luk 23:34; Kis 7:60.

Sumber:  http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=40&chapter=5&verse=39

UPDATED 2 Sept

Lalu, kasus apakah sebenarnya itu?

Jelas ini tak ada hubungannya dengan ayat tersebut. Karena jika dilihat penjelasan mengenai ayat tersebut terlihat hanya ditambah-tambahkan saja dan tidak menyatu dengan isi berita lainnya yang ada apalagi mengenai pengakuan dari pihak terkait. Bagaimana seseorang dapat mengetahui bahwa ayat tersebut yang memicunya padahal tidak ada bukti yang jelas ? Jika ayat tersebut amat memprovokator kepada yang kuat menjalankan agama, kenapa hanya terjadi di Belanda yang tidak terkenal dengan kereligiusannya sementara pada negara yang lebih religius seperti Italia yang dijadikan pemberitaan.

Lagipula pada berita tersebut disebutkan bahwa hel tersebut lebih banyak terjadi di kelompok-kelompok tradisional yang masih kuat menjalankan agama. Siapakah kelompok-kelompok tradisional itu ? Tentunya bukan Kristen karena kelompok tradisional sendiri berarti kelompok berkepercayaan terhadap budaya lokal: http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya#Agama_tradisional

Sementara agama Kristen sendiri tidaklah asli dari Belanda. Jika memang kelompok tersebut adalah Kristen, kenapa pula harus dengan kata "kelompok tradisional" dan tidak langsung memakai kata "kelompok Kristen" ?

Sebaliknya, kelompok Kristen di Belanda sangatlah tidak fanatik bahkan banyak diantaranya yang tidak ke gereja: http://www.oaseonline.org/artikel/ed2hlm30-31.html

Kedua pemberitaan bertentang inilah yang menjadi senjata para Kristolog yang justru menjadi senjata makan tuan bagi mereka. Dan pemberitaan kedua justru secara sekaligus meruntuhkan anggapan terkenal bahwa agama Kristen di Indonesia berhubungan dengan penjajah Belanda karena di Belanda sendiri keyakinan Kristen sangatlah rendah pada umumnya. Sehingga jika ingin menghujat sesuatu, telitilah kembali agar tak menjadi bertentangan karena yang namanya penghujat hanya selalu memikirkan penghujatannya saja.

Terakhir, pada berita lain disebutkan bahwa ayat tersebut dianggap palsu karena tidak ada pada naskah kuno Yunani seperti pada sumber yang satu ini: http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/07/21/15630/alquran-atau-bibel-pemicu-kdrt-menjawab-gugatan-forum-murtadin-kafirun/

Dan naskah kuno Yunani yang menjadi patokan bagi para Kristolog adalah Codex Sinaiticus dan Codex Vaticanus.

KEDUA CODEX TERSEBUT JUSTRU TIDAKLAH SATU-SATUNYA YANG HARUS MENJADI PATOKAN!

Hal ini sudah pernah dibahas sebelumnya. Untuk penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada artikel sebelumnya: Codex Sinaiticus (Menjawab seluruh "ayat palsu")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar