Mengklarifikasi Kasus B3 Bekasi

Bekasi memang dibanjiri oleh isu-isu keagamaan yang menuai konflik antar umat beragama. Setelah sebelumnya saya mengulas mengenai Formasi Pedang-Salib di Bekasi, sekarang kembali saya mengulas sebuah kasus yang juga berasal dari Bekasi dan tak kalah membuat heboh di kota tersebut yakni kasus pembaptisan paksa yang dikatakan dilakukan pada acara B3 atau Bekasi Berbagi Bahagia dilengkapi dengan sebuah foto yang memperlihatkan seorang nenek berjilbab dimasukan ke dalam kolam berair yang dikatakan sedang dibaptis.

Mungkin beberapa orang kemudian akan menjawab dengan argumen yang agak lucu seperti:
  1. sedang memperagakan melahirkan dengan media air.
  2. nenek tersebut kepleset, kecemplung dalam kolam, diketawai oleh anak-anak, dan ditolong oleh panitia.
Akan tetapi ada argumen yang lebih masuk akal ketimbang argumen-argumen yang kurang serius tersebut. Sebenarnya ada beberapa cara baptis yang diterapkan oleh golongan Kristen yakni Baptis Percik, Baptis Tuang, dan Baptis Selam yang semuanya menggunakan media air. Bedanya adalah jumlah kapasitas air yang digunakan.

Baptis Percik sendiri merupakan cara baptis dengan hanya menggunakan sedikit air yakni dengan cara memercikan saja. Baptis ini kebanyakan dilakukan oleh Gereja Kristen Prostestan.
Baptis Percik
Sementara Baptis Tuang adalah cara baptis dengan cara menuangkan air dari atas kepala. Namun cara baptis ini merupakan yang paling jarang digunakan.
Baptis Tuang
Dan yang paling mendekati maksud dari pembaptisan dari foto kasus B3 tersebut adalah Baptis Selam yakni cara baptis dengan masuk ke dalam kolam berair atau sungai mengalir. Cara baptis inilah yang juga digunakan oleh Yesus saat dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Selain itu juga cara baptis inilah yang digunakan oleh Gereja Katolik.
Baptis Selam
Namun terdapat beberapa perbedaan antara cara Baptis Selam dengan "pembaptisan" dari foto tersebut. Saya akan tampilkan foto yang lebih besar lagi untuk perbandingan.
Perbedaan yang pertama adalah foto "pembaptisan" kasus B3 tersebut orang yang "dibaptis" dalam keadaan tiduran sementara yang dibaptis biasanya adalah dalam keadaan berdiri seperti foto-foto yang saya berikan diatas. Namun pada deskripsinya nenek tersebut dalam keadaan dipaksa sehingga wajar jika keadaannya demikian dikarenakan meronta-ronta sehingga tidak stabil.

Perbedaan yang kedua adalah sang panitia tersebut tidak ikut masuk kedalam kolam. Padahal pada acara pembaptisan yang biasanya sang pembaptis juga ikut masuk kedalam kolam. Selain itu perbedaan ada pada kubik air yang digunakan tidaklah sebanyak pembaptisan yang biasa.

Perbedaan yang lain adalah yang membaptis biasanya menggunakan pakaian khas pendeta/pastor atau setidaknya menggunakan pakaian formal seperti jas atau sebagainya. Namun pada foto "pembaptisan" kasus B3 tersebut justru dilakukan oleh seseorang yang hanya menggunakan pakaian katun dan topi. Ditambah lagi yang "membaptisnya" adalah seorang perempuan (lihat rambut yang diikat pada topi itu) Padahal biasanya (atau malah semua) pendeta/pastor yang melakukan pembaptisan yang sebenarnya adalah laki-laki.

Lagipula jika ini merupakan acara pembaptisan sebagai pintu masuk memeluk agama Kristen, seseorang seharusnya memiliki beberapa persiapan seperti belajar keagamaan terlebih dahulu. Namun pembaptisan dilakukan secara spontan dan dipaksa tanpa ada persetujuan atau ketidak-tahuan dari sang nenek itu maka sia-sialah pembaptisan tersebut karena nenek itu sendiri tidak mau menerima ritual tersebut.

Selain foto nenek tersebut, ada pula foto lainnya yang dikatakan masih berhubungan dengan acara B3 tersebut. Foto-foto tersebut dikatakan adalah ratusan warga yang disuruh baptis massal pada sebuah kolam renang di suatu rumah dengan kedok lomba tumpang se-Bekasi yang akan dimasukkan ke MURI.

Pada deskripsinya, disebutkan bahwa beberapa orang yang baru masuk kolam renang kembali keluar dari kolam renang. Prosesi acara yang baru dimulai pun gagal dilaksanakan. Mungkin deskripsi ini sesuai dengan apa yang dilihatkan di foto dimana para warga tersebut pada tidak masuk kolam dan hanya dipinggir kolam saja. Namun dalam foto-foto tersebut tetap saja terdapat beberapa kejanggalan. Saya akan uraikan langsung secara serentak yakni:
  1. Jika beberapa warga ada yang masuk kedalam kolam, kenapa tidak ada yang basah dari bagian tubuhnya terutama bajunya pada bagian bawahnya ? Kenapa pula keadaan warga tersebut masih kelihatan kering ? Itu berarti deskripsi beberapa warga masuk kedalam kolam tidaklah benar.
  2. Mereka tau bahwa mereka masuk ke kolam renang, akan tetapi kenapa semuanya masih menggunakan pakaian biasa dan tidak menggunakan pakaian renang, melepaskan baju mereka, atau setidaknya hanya menggunakan pakaian dalam.
  3. Jika misalkan prosesi acara gagal dilaksanakan, kenapa para warga tersebut bukannya menjauh dari kolam renang akan tetapi malah berdiri dipinggiran kolam ? Atau jikalau itu merupakan foto sebelum prosesi acara kenapa pula beberapa warga terutama anak-anak justru berdiam di pinggiran kolam dan bukannya masuk ke dalam kolam ?
  4. Pada foto ke-1 dan ke-3, terlihat seorang anak yang terlihat berenang kolam. Tapi jika misalkan beberapa warga masuk ke dalam kolam kenapa hanya ia saja yang terlihat ? Atau jika itu merupakan saat beberapa keluar dari kolam kenapa ia tak bebarengan dengan warga lainnya keluar dari kolam dan hanya terlihat ia sendiri saja ?
  5. Pada foto-foto tersebut justru para warga tersebut sedang melihat ke arah kolam. Itu berarti mereka sedang melihat sesuatu dari arah kolam. Tetapi tak ada satupun deskripsi mengenai apa yang sedang mereka lihat di kolam dan itupun tak ada hubungannya dengan warga berenang di kolam dan malah justru warga hanya berdiri di pinggiran kolam.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa foto-foto tersebut bukanlah tragedi pembaptisan massal. Dan sekarang mari kita kembali ke topik mengenai foto nenek tersebut.

Diluar itu semua, terdapat beberapa foto lagi yang menggambarkan keadaan nenek tersebut setelah dimasukan kedalam kolam yang justru ada bersama gugatan pembaptisan tersebut.
Dalam deskripsi foto ini disebutkan bahwa ia dalam keadaan berontak berusaha keluar dari kolam. Namun secara logika justru sebaliknya, nenek tersebut tersenyum dan tidak ada tanda berontak pada tangan bahkan dituntun oleh sang panitia tanpa ada sedikit pun rasa berontak.

Dalam deskripsi gambar ini panitia mencoba menuntunnya tapi ia menolak dan kemudian diberi hadiah. nenek tersebut kemudian makin menampakan senyumnya dan tidak ada satupun tanda berontak sedikitpun dari bagian tubuh manapun dari sang nenek. Meskipun pada deskripsi disebutkan juga bahwa nenek tersebut dalam keadaan bingung dan tidak mengerti. Akan tetapi jika ia tidak tau apa-apa kenapa ia bisa-bisanya menampakkan wajah tersenyum dan justru bukan wajah bingung yang ditampakkan yang membuat lebih masuk akan deskripsi tersebut. Jikalau memang ada orang yang mengatakan bahwa sang nenek tersenyum karena tidak tau apa-apa.

Akan tetapi mungkin kita agak sedikit dibingungkan dengan perbedaan raut wajah nenek pada foto yang berbeda. Pada foto yang utama sang nenek seperti kesakitan namun anehnya pada foto selanjutnya justru ia tersenyum. Kebingungan ini bisa dijawab dengan gamblang karena sama halnya ketika orang sedang dalam suatu proses seperti menunggu sampai selesai atau sedang diobati tentu orang tersebut ada sedikit rasa ragu dan grogi akan sesuatu saat menjalaninya sehingga terlihat mukanya seperti ketakutan atau kesakitan. Namun setelah proses itu selesai maka seseorang akan menunjukan wajah biasa atau tersenyum karena ia telah selesai melewati proses yang ia lakukan.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa adegan tersebut bukanlah acara pembaptisan paksa.

Lalu, jika bukan acara pembaptisan, acara apakah itu ?

Mungkin beberapa juga menuduhkan acara ini sebagai bagian dari sengaja memprovokasikan konflik antar umat beragama atau bagian dari aliran sesat seperti pada kasus Formasi Pedang-Salib yang lalu. Namun jikalau seperti itu, kenapa pula tidak memakai atribut keagamaan seperti kasus tersebut ? Sebab hal ini dapat dijadikan suatu pertanda kesengajaan untuk memprovokasi. Sementara pada kasus ini sang pelaku sama sekali tidak menggunakan atribut agama apapun dan hanya menggunakan pakaian katun dan topi.

Kemungkinan lain adalah sebenarnya acara tersebut adalah acara penyembuhan dengan media air dimana airnya memiliki kelebihan khusus seperti memiliki panas yang menyembuhkan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan keagamaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa para penggugat salah persepsi dalam mengira mengenai foto tersebut atau mungkin ada orang yang sengaja memutarbalikan fakta mengenai maksud foto tersebut. Namun saat ini foto tersebut akhirnya dapat terklarifikasi dengan baik tanpa menghujat ataupun memprovokasi.

4 komentar:

  1. wkwkwk, emang paling pinter membuat propaganda.
    setidaknya telah membuat suatu pertalian (network atau bridge) dalam kacamata spiritual.

    BalasHapus
  2. PEMAKSAAN MASUK AGAMA ITU NAMANYA, APA ADA PANITIA MENOLONG KOK CUMAN TANGANNYA YANG DI MASUKIN DI AIR, YANG ADA TU TANGAN PANITIA YANG MENOLONG MEMEGANG NENEK TERSEBUT BUAT MEMBANTU NENEK ITU BERDIRI, DAN JIKA NENEK ITU TERPELESET KENAPA HARUS DI KOLAM SEKECIL ITU, DAN JIKA NENEK ITU BERMAIN AIR DI KOLAM KECIL ITU JUGA TIDAK MUNGKIN. TUHAN KAMI HANYA SATU ALLAH SWT, TUHAN TIDAK BISA DILIHAT, APALAGI BERWUJUD, TUHAN TIDAK BISA BERANAK APALAGI DIPERANAKKAN. YANG BISA DIPERANAKKAN HANYA NABI DAN UMAT MANUSIA TERMASUK HEWAN HEWAN. JIKA NABI ISA KAMU ANGGAP TUHAN, ITU SANGAT SALAH BESAR, NABI ISA SAMA DENGAN NABI MUHAMMAD YANG DI BERIKAN WAHYU YAITU BERUPA KITAB. PENYEMPURNAAN KITAB INJIL ANDA SEKARANG MENJADI AL QUR'AN, KITAB TERAKHIR DARI SEGALA KITAB DAN SEGALA KEJADIAN YANG SUDAH TERJADI MAUPUN YANG AKAN TERJADI DI DUNIA SELAMA INI SUDAH DI TUANGKAN DI DALAMNYA. I LOVE ISLAM, I LOVE MUHAMMAD SHOLLALLAHU'ALAIHI WASSALAM.

    BalasHapus
  3. Hahah,, kristen memaksa!!,,, agama suci kah kristen? Ko maksa gtu sih,, duhh kekurangan Umat ya,, ko smpe nenek nenek jdi sasaran sih... astagaaaaaaaa.. paus atau hiu sih, wkwkwk,. Kasihan dehh sm mristen NGEMIS UMAT

    BalasHapus
  4. nih gan gw kasih link panitia nya :

    http://nayudistira.blogspot.com/2008/12/bekasi-berbagi-bahagia.html

    kenapa sih jika yg disasar kaum muslim dan ketauan maka langsung merancang tipu2an yg lebih besar, kenapa kita nggak berbangsa dengan jujur dan saling menghargai, bukan terus menerus jadi tukang tipu2.

    BalasHapus