Sejarah Gereja Katolik di Indonesia

Gereja Katolik pertama di Maluku, dibawa Portugis. Daerah lain ya lain lagi ceritanya.

Yang dalam pengaruhnya di Flores, doa-doa bahasa Latinnya katanya tercampur dengan logat Porto. Orang Flores mudiknya pas Semana Santa. (kalu di Spanyol namanya Xemana Santa, sering disebut Holy week)



Jumat (2/4/2010), hari masih pagi. Namun, umat Katolik di Larantuka, Nusa Tenggara Timur, dan sekitarnya sudah datang berbondongbondong ke Kapela Tuan Ma dan Tuan Ana untuk mencium patung Tuan Ma (Bunda Maria) dan Tuan Ana (Yesus Kristus).



Kepercayaan terhadap Tuan Ma berawal lima abad silam. Berdasarkan penelitian dan sejumlah sumber tertulis dalam bahasa Belanda dan Portugis, patung Tuan Ma ditemukan sekitar tahun 1510 di Pantai Larantuka. Diduga, patung itu terdampar saat kapal Portugis atau Spanyol karam di Larantuka.

http://hurek.blogspot.com/2010/04/500-tahun-semana-santa-di-larantuka.html

Di Jawa, baru akhir abad 19 berkembang. Daerah Magelang-Jogja baru masuk Misi Katolik setelah sebelumnya dilarang (sampai 1891)

Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. van Lith, SJ yang datang ke Muntilan pada tahun 1896. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi pelajaran agama. Sehingga pada tanggal 15 Desember 1904, rombongan pertama orang Jawa berjumlah 178 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak di antara dua batang pohon Sono. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah Sendangsono.

Romo van Lith juga mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu Normaalschool di tahun 1900 dan Kweekschool (Sekolah Pendidikan Guru) di tahun 1904. Pada tahun 1918 sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu yayasan, yaitu Yayasan Kanisius. Para imam dan Uskup pertama di Indonesia adalah bekas siswa Muntilan. Pada permulaan abad ke-20 gereja Katolik berkembang pesat.

1 komentar: