Mengenal Buddhisme Di Israel

Pusat Penelitian Buddhisme di Israel
The Buddhist Channel, sebuah website Buddhis berbahasa Inggris, akhir September 2006 lalu memberitakan sebuah kabar gembira tentang lahirnya sebuah pusat penelitian Budhisme di Israel.

Israel Center for the Study of Buddhism (ICSB) adalah sebuah institusi nir-laba yang bergerak dalam penelitian antar disiplin ilmu dan budaya dengan tujuan “membawa Timur Jauh ke Timur Tengah”. Misi utamanya adalah mengenalkan prinsip dan sejarah Buddhisme secara menyeluruh agar masyarakat Israel memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya Timur Jauh. Dari Maroko hingga Afganistan dan dari Turki hingga Yaman, ICSB adalah satu-satunya institusi di Timur Tengah yang mempelajari Buddhisme beserta latar belakang budayanya (meliputi wilayah India, Asia Tenggara, dan Tiongkok).

Komunikasi bahasa dan literatur adalah kunci terbaik untuk membuka hubungan mutualis antar budaya. Oleh sebab itu, proyek pertama ICSB adalah menerjemahkan Tripitaka (bahasa Pali, Sansekerta, Tionghoa, dan Tibet) ke dalam bahasa Hebrew (Yahudi). Kemudian selanjutnya adalah proyek penerjemahan literatur Yahudi (seperti Mishnah dan Talmud) ke dalam beberapa bahasa di atas agar masyarakat di Asia Jauh dapat pula memahami budaya Yahudi.

Selain itu, penelitian juga meliputi aspek pertukaran antar sejarah bangsa, kesenian, dan arkeologi, yang pada nantinya akan melibatkan para ilmuwan dan agamawan untuk saling berbagi pandangan, baik dari sudut pandang modern ataupun tradisional.

Misi mulia yang diemban oleh ICSB memang sangat berat dan tidak mudah, namun Shmuel Ben Or, pendiri dan pengelola ICSB, memiliki keyakinan yang teguh dalam mewujudkan cita-cita luhur ini dengan berpegang pada filosofi “perjalanan paling panjang pun selalu diawali dengan langkah yang paling pendek”.

Bagi mereka yang berminat mengetahui misi dan tujuan ICSB, dapat menjenguknya di www.israel-center.org.

Bhiksuni Mengajar Meditasi di Israel
Menurut berita yang dirilis oleh Jerusalem Post, disebutkan bahwa Dharma Friends of Israel, sebuah jaringan perorangan di Israel yang mempelajari dan mempraktikkan ajaran Buddha dan meditasi, secara rutin mengundang guru agama Buddha ke negara tersebut. Bhiksuni Tenzin, asal London, adalah guru pertama yang datang pada akhir September tahun lalu untuk mengajar dan memimpin retret selama tiga minggu di berbagai tempat, salah satunya yang paling sering adalah di Kibbutz Tuval di bagian utara Israel. Kegiatan retret itu berfokus pada program meditasi yang menuntun langsung pada penghayatan kesadaran pikiran.

Tenzin dibesarkan di daerah pemukiman Yahudi di London. Perjalanannya menjadi bhiksuni dimulai ketika usia remaja. Ia mengatakan, semenjak masih kecil selalu menginginkan sesuatu yang lebih, untuk itu ia mencoba membaca Kitab Suci non Buddhis, namun tidak menemukan apa yang dicarinya.

Untuk memuaskan keinginan spiritualnya, ia pergi ke India pada tahun 1964 ketika berusia 20 tahun. Ia belajar dari Khamtrul Rinpoche ke-8, dan akhirnya menjadi bhiksuni tradisi Buddhisme Tibet. Tenzin tinggal di sana selama 6 tahun. Ia kemudian diinstruksikan untuk menjalani latihan yang lebih intensif. Akhirnya ia menemukan ketenangan dan kedamaian yang dicarinya selama ini di sebuah goa. Ia menetap selama 12 tahun, yang mana tiga tahun terakhir dijalaninya dengan pelatihan yang ketat.

Sekarang ia mengabdikan diri di sebuah institusi bhiksuni yang didirikannya pada tahun 1999. Institusi ini berfokus pada pengembangan spiritual kaum wanita dengan memberikan pengajaran tentang filsafat, ritual, Bahasa Inggris dan disiplin ilmu praktis lainnya.

Selama di Israel ia menghilangkan keraguan peserta retret yang beragama Yahudi dengan memberikan penjelasan, “Seseorang bisa menjadi umat Yahudi yang sempurna dan belajar meditasi serta menenangkan pikiran.”

Tenzin menekankan untuk berfokus pada kekuatan dan pentingnya meditasi. “Biasanya kita tidak sadar bahwa pikiran kita selalu bergerak,” demikian ujarnya. “Meditasi adalah proses dua langkah: pertama anda harus menenangkan pikiran, setelah itu amati pikiran kita itu.”

NB: Meditasi dan ajaran luhur Buddha selangkah demi selangkah menyebar ke seluruh pelosok dunia. Sebuah langkah mulia yang akan membawa setiap umat manusia menemukan jati diri hingga pada akhirnya mengantar pada pemurnian diri dan perdamaian dunia. Masihkah kita ragu akan ajaran yang demikian indah, bermanfaat, dan tanpa paksaan ini?

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=429078456010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar